Selasa, 26 Februari 2008

Rasul Yohanes anak Zebedeus : Refleksi Seorang Murid Kristus

Murid yang termuda dan yang terakhir meninggal dunia karena imannya kepada Tuhan. Itulah Yohanes anak Zebedeus. Pengalaman imannya ia tuangkan dalam 5 kitab, yakni Injil Yohanes, tiga surat-surat Yohanes dan kitab Wahyu.
“Murid yang dikasihiNya.” Sebutan ini berulangkali digunakan dalam Injil Yohanes, untuk mendeskripsikan dirinya. Bukan berarti, Tuhan mengasihi Yohanes lebih dari murid-murid lainnya. Tetapi, karena Yohanes merasakan dan mengalami kasih Tuhan yang begitu besar.
Meskipun ia masih muda, dan kemungkinan yang termuda di antara murid-murid lainnya, tapi Tuhan tidak memandangnya sebelah mata seperti orang Yahudi pada umumnya. Sebaliknya, Tuhan dengan penuh kesabaran membimbing Yohanes, saat ia melakukan kesalahan atau tidak memahami ucapan-ucapan Tuhan Yesus. Tercatat, hanya 3 kali Tuhan Yesus menegur Yohanes (Markus 9:38-41; 10:35-41; 14:32-42).
Demi membalas kasih Tuhan, Yohanes berani mengesampingkan rasa takutnya, menemani Tuhan Yesus sampai saat Dia berada di atas kayu salib, dan melakukan pesan Tuhan Yesus dengan penuh ketaatan (Yohanes 19:26-27).
Saat gurunya telah tiada, Yohanes tetap setia melayani Tuhan sampai akhir hidupnya. Bahkan, meski ia harus mengalami masa pembuangan di pulau Patmos, kesetiaannya tetap tidak luntur.
Tidak heran, kalau Tuhan mempercayakan penglihatan tentang akhir zaman dan dunia yang baru kepada Yohanes, yang kemudian ia tulis dalam kitab Wahyu.
Memahami sosok ini, membuat kita termenung dan bertanya kepada diri sendiri, “Apakah kita yang telah merasakan kasih Tuhan, akan tetap setia kepada Tuhan saat menghadapi kesulitan?

1 komentar:

EL DEE mengatakan...

syalom, kalo ada mengenai kehidupan rasul yang lain ... GBU

Google
WWW Blog ini