Minggu, 17 Mei 2015

Solusi GALAU (Mazmur 63)

Pendahuluan
Saat ini, para ahli memiliki berbagai sebutan untuk generasi muda (masa kini), yang dianggap sesuai (atau menggambarkan) karakteristik dari generasi muda (masa kini).  Beberapa di antaranya : generasi “X”, generasi “Y” (generasi millennium), generasi “Z”, generasi “iY”, dan sebagainya.

Tapi, dalam pandangan saya, sebutan yang paling tepat untuk generasi ini adalah : generasi “G” (generasi GALAU).  Karena…
  1. Generasi ini mudah merasa GALAU, khususnya saat menghadapi kesulitan atau pergumulan (dalam pekerjaan, study, relasi, dsb).
  2. Generasi ini menyukai hal-hal yang berbau GALAU, seperti : musik GALAU, warna-warna GALAU, dsb.
  3. Generasi ini suka mengekspresikan ke-GALAU-an mereka dengan berbagai macam cara, seperti : pasang status “tidak jelas”, suka menyanyikan lagu GALAU, dsb.


Apa itu GALAU ?
GALAU adalah situasi hati dan/atau pikiran yang kacau saat sedang menghadapi pergumulan, atau saat hidup tidak berjalan seperti yang diinginkan.

Yang menarik, meski perasaan GALAU muncul karena pergumulan, tapi (pada kenyataannya) banyak orang merasa GALAU karena hal-hal kecil, yang (sebenarnya) tidak penting untuk di-GALAU-kan.  Seperti : masalah jerawat, cuaca mendung atau panas, baju yang nggak matching, dsb.

Tapi, apapun penyebabnya, rasa GALAU menghapus sukacita dari hati kita.  Karena itu, pertanyaan : Apa yang kita harus lakukan supaya tidak GALAU dalam situasi apapun ?

Mazmur 63
Dalam Mazmur 63, pemazmur berbagi tips untuk mengatasi ke-GALAU-an, yaitu : membangun relasi dengan Tuhan.

Mengapa kita harus membangun relasi dengan Tuhan ?  Karena Tuhan adalah pribadi yang setia (Mazmur 63:4).  Dalam kesetiaan-Nya …
a.       Tuhan memuaskan kerinduan kita dengan hadir dalam hidup kita (Mazmur 63:2-3);
b.      Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita dalam suka maupun duka;
c.       Tuhan selalu merancang yang terbaik dalam kehidupan kita (Roma 8:28);
d.      Tuhan menolong, melindungi dan membela kita dari musuh-musuh kita (Mazmur 63:8-9);
e.      Tuhan menyerahkan nyawa-Nya demi membebaskan kita dari dosa (Yohanes 3:16).
Dan, karena kesetiaan-Nya, Tuhan selalu menepati janji-janji-Nya dalam kehidupan kita (2 Petrus 3:9) .

Kalau Allah yang setia hadir dalam kehidupan kita (sama seperti DIA hadir dalam kehidupan pemazmur), maka kita tidak perlu GALAU lagi.  Sebaliknya, kita harus memuji dan bersorak sorai bagi Allah yang setia (Mazmur 63:5-9).

Pertanyaan : Apakah kita percaya kepada Allah ?  Dan, apakah kita percaya kalau Allah hadir dalam kehidupan kita ?


Kalau kita sungguh-sungguh percaya, maka : apapun dan sebesar apapun pergumulan yang kita hadapi saat ini …
a.   serahkanlah semuanya kepada Tuhan.  Jangan lagi mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi percayalah pada kekuatan Allah.
b.      carilah rencana Tuhan dalam kehidupan kita.  Karena, di balik semua pergumulan kita, Allah sudah merancang sedemikian rupa, supaya kita dapat menerima yang terbaik dari Allah.
c.       berjalanlah sesuai dengan pimpinan Allah.  Karena pimpinan Allah tidak pernah salah.

Kalau kita memiliki relasi yang intim dengan Allah, maka semua perasaan GALAU pasti dapat kita lalui.  Dan, hati kita akan dipenuhi oleh sukacita.
Google
WWW Blog ini