Jumat, 22 Mei 2009

Kutipan

"Kekayaan pada umumnya mudah dicuri, kekayaan yang sesungguhnya tidak bisa. Dalam jiwa Anda terdapat sesuatu yang nilainya tiada tara yang tidak bisa diambil oleh siapa pun dari diri Anda." Oscar Wilde (1854-1900), sastrawan Irlandia

Selasa, 19 Mei 2009

Kutipan

"Cara terbaik untuk menasihati anak-anak Anda adalah dengan menemukan sesuatu yang mereka inginkan, kemudian nasihatilah agar mereka bisa menemukannya." Harry S Truman (1884-1972), presiden ke-33 Amerika Serikat

Sabtu, 16 Mei 2009

Jenuh Berdoa...?


Apakah Anda pernah merasa “lelah” berdoa? Karena Anda tidak melihat jawaban Tuhan atas doa-doa Anda? Atau, Anda merasa Tuhan tidak pernah mengabulkan apa yang kita inginkan?
Kalau jawaban Anda : “IYA”, saya ingin mengajak Anda merenungkan sebuah pertanyaan: “Apakah mungkin Tuhan tidak menjawab doa-doa kita?”
Tuhan, melalui nabi Yeremia, pernah berkata, “…apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku…” (Yeremia 29:12-14)
Tuhan Yesus sendiri berkata, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan” (Matius 7:7-8)
Jadi, apakah mungkin Tuhan tidak menjawab doa-doa kita? Jawabannya jelas “TIDAK MUNGKIN”
Kalau begitu, kenapa, sampai saat ini, ada di antara kita belum melihat jawaban Tuhan?
Kemungkinan besar (karena ada kemungkinan Tuhan memang tidak langsung menjawab doa-doa kita) Tuhan bukannya tidak menjawab, tetapi karena jawaban Tuhan tidak seperti yang kita harapkan, maka kita memilih untuk “mengabaikan” jawaban itu. Dengan harapan, semoga Tuhan segera menyadari “kesalahan”Nya dan me”revisi” jawabanNya.

Mengapa Tuhan tidak mengabulkan keinginan kita? Tuhan Yesus punya jawabannya.
Ia berkata, “Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (Matius 7:9-11)
Kalimat ini menegaskan komitmen Tuhan Yesus yang selalu, dan akan selalu, memikirkan dan memberikan yang “terbaik” untuk anak-anakNya.
Kalau Tuhan memandang keinginan kita adalah yang “terbaik” bagi kita, maka Tuhan pasti akan mengabulkannya. Tapi, kalau Tuhan tahu permohonan itu akan membawa dampak yang kurang baik, maka Tuhan “pasti” tidak akan mengabulkannya.

Karena itu, apapun jawaban Tuhan, kita harus memegang teguh keyakinan ini. Sehingga, kita tidak akan kecewa dan bisa menerima apapun jawaban Tuhan atas doa-doa kita, dan, dengan sendirinya, kita akan terhindar dari “kejenuhan” dalam berdoa.

Kamis, 14 Mei 2009

Komitmen Seorang Pelayan


… serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran” (Roma 6:13).
Guyz… berbicara tentang “pelayanan” tidak bisa dipisahkan dari masalah “komitmen”.
Karena, (1) “komitmen” adalah dasar bagi seseorang untuk terlibat dalam “pelayanan”, dan (2) kesetiaan seseorang dalam “pelayanan” tergantung bagaimana orang tersebut memegang “komitmen”nya di hadapan Tuhan.
Berulangkali, rasul Paulus mendorong kita membuat ”komitmen” untuk menyerahkan hidup kita kepada Tuhan (Roma 6:13; 12:1, 11). Dan, bukan hanya membuat “komitmen”, tetapi kita juga didorong untuk memegang teguh “komitmen” itu sampai akhir hidup kita (2 Timotius 4:7-8).
Mengambil “komitmen” untuk melayani, dan memegang teguh “komitmen” itu sampai akhir, bukanlah perkara yang mudah. Tidak heran, kalau Tuhan berjanji akan menganugerahkan “mahkota kebenaran” kepada orang-orang yang setia melayani Tuhan.
Namun, meski sulit, menjadi seorang pelayan yang setia bukan sesuatu yang mustahil bagi kita. Asalkan (1) kita memiliki keberanian untuk mengambil langkah pertama, yakni berkomitmen dalam pelayanan, dan (2) mengandalkan Tuhan dalam menunaikan tugas pelayanan kita.
Dan, Tuhan pasti akan menolong dan memampukan kita menjadi seorang pelayan yang setia. Karena itu, “janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Roma 12:11)

Jumat, 08 Mei 2009

Kutipan

"Saya tidak berharap menjadi segalanya untuk setiap orang, saya lebih suka menjadi sesuatu untuk seseorang." Javan, ilmuwan kelahiran Iran penemu teknologi gas laser

Senin, 04 Mei 2009

Kutipan

"Dunia akan lebih bahagia jika manusia memiliki kemampuan yang sama saat diam dan berbicara." Baruch Spinoza (1632-1677), filsuf Belanda, eksponen Rasionalisme
Google
WWW Blog ini