Sabtu, 05 Juli 2008

Pribadi yang Sukses (Ayub 1)

Pendahuluan
Apa rahasia untuk meraih kesuksesan? Banyak orang yang berusaha mencari jawaban atas pertanyaan ini.
Beberapa tokoh ‘sukses’ pun mencoba men-share-kan pengalaman mereka kepada para pencari sukses.
Bill Gates mengatakan ada 10 rahasia untuk meraih kesuksesan, yakni :
a. Menghargai komitmen dan kerjasama dengan siapapun
b. Membina kepercayaan dengan siapapun
c. Memikirkan asas manfaat, dan bukan hanya mengejar keuntungan materi sebanyak-banyaknya
d. Mendengarkan kata hati
e. Bekerja dengan hati
f. Kekayaan bukan dinilai dari uang yang dimiliki
g. Berorientasi pada manfaat sebesar-besarnya
h. Fokus pada apa yang diperoleh bukan yang hilang
i. Belajar dari Kegagalan
j. Akui Kesalahan Dengan rendah Hati

Daniel Trump memberikan beberapa tips yang berbeda, yakni :
· Berpikirlah besar
· Berpikirlah positif
· Ikuti hatimu
· Belajar sesuatu yang baru setiap hati
· Dengarkan insting/nalurimu
· Sabar
· Bentuk tim yang hebat untuk mendukungmu
· Tarulah keindahan dalam setiap hal yang kamu lakukan
· Belajarlah bernegosiasi, karena semua yang kamu inginkan membutuhkan hal itu
· Kejarlah hasil maksimal yang bisa kamu peroleh
· Investasi di bidang real estate
· Berani mengambil resiko
· Menjadi figure public
· Be your own brand
· Menikmati bekerja kapanpun
· Berkatalah tidak
· Keluarlah dari Comfort Zone mu
· Jadilah stubborn saat dibutuhkan
· Selalu miliki rencana B
· Tidak pernah puas dengan yang terbaik kedua

Masih ada banyak lagi rahasia-rahasia kesuksesan yang di-share-kan oleh orang-orang ‘sukses’.
Pertanyaannya, apakah semua rahasia itu ‘manjur’ dan menjamin 100% akan membawa kita kepada kesuksesan?
Mungkin iya, mungkin juga tidak. Karena kunci paling mendasar dari sebuah kesuksesan tidak terletak pada semua tips itu, tapi terletak di tangan Tuhan.
Rahasia inilah yang dipahami dengan sangat baik oleh Ayub.

Pemahaman Alkitab
Tak seorangpun menyangkal kalau Ayub dikenal sebagai orang yang sangat kaya. Buktinya adalah jumlah ternak yang ia miliki.
Ayub tercatat memiliki 7000 ekor kambing domba, 3000 ekor unta, 500 pasang lembu (1000 ekor), dan 500 keledai betina. Kalau semua ternak itu dijual dengan harga saat ini, maka harta kekayaan Ayub akan mencapai + Rp. 49.000.000.000,- (49 milyar rupiah).
Mungkin kalau dibandingkan Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia saat ini yang kekayaannya mencapai 460 triliun rupiah (Sumber: Forbes), kekayaan Ayub tidak ada apa-apanya.
Tapi, pada saat itu, kekayaan Ayub melebihi semua orang yang ada di sebelah timur (ay 3). Jadi, Ayub bisa disebut sebagai orang sukses.
Apa rahasia kesuksesan Ayub? Salah satu rahasianya adalah menjaga hubungan yang dekat dengan Tuhan. Hal ini terlihat dari ibadahnya kepada Tuhan.
Mengapa Ayub menjaga hubungan yang dekat dengan Tuhan? Tidak lain, karena ia sadar kalau semua yang ia miliki berasal dari Tuhan (ay 21). Ia sadar tanpa Tuhan, semua kualifikasi yang ia miliki untuk menjadi orang sukses tidak ada artinya.
Karena itu, apapun yang terjadi, satu hal yang tidak pernah berubah dari diri Ayub adalah kesetiaan dan kepercayaannya kepada Tuhan.
Meski ia harus jatuh miskin, ia tidak berkecil hati. Karena ia sadar semua yang ia miliki adalah milik Tuhan. Karena itu, kalau Tuhan mau mengambilnya, ia tidak akan ragu memberikannya.
Melihat kesetiaan dan kepercayaan Ayub, tidak heran, kalau Allah memberkati Ayub dengan kekayaan yang berlimpah-limpah.

Refleksi
Hal yang sama juga bisa kita alami apabila kita meletakkan Tuhan sebagai dasar dari kehidupan kita.
Meletakkan Tuhan sebagai dasar dari kehidupan kita berarti kita harus menerapkan nilai-nilai firman Tuhan dalam semua hal yang kita lakukan.
Saat bercakap-cakap dengan Iblis, Tuhan menyebus Ayub sebagai pribadi yang “saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan” (ay 8).
Artinya, Ayub tidak pernah menggunakan cara-cara yang tidak baik untuk mengelola usahanya. Ia tidak pernah merugikan orang lain demi kepentingan pribadi. Ia selalu memperlakukan pegawainya dengan baik.
Atau dengan kata lain, ia menerapkan kebenaran firman Tuhan dalam pengelolaan usahanya.
Itulah ciri orang yang meletakkan Tuhan sebagai dasar dari kehidupannya.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah menerapkan nilai-nilai firman Tuhan dalam pekerjaan kita?
Kadangkala ada sebuah kekhawatiran. Khawatir kalau kita menerapkan nilai-nilai firman Tuhan, usaha kita akan ‘macet’ dan keuntungan kita akan ‘seret’.
Kekhawatiran seperti ini sangat wajar. Karena orang bekerja tentu dengan harapan bisa memperoleh keuntungan yang banyak. Namun, bukan berarti untuk memperolehnya kita boleh menghalalkan segala cara.Sebaliknya, di sinilah iman kita diuji. Apakah kita percaya kalau Tuhan yang akan mencukupkan semuanya atau tidak?

Google
WWW Blog ini