Jumat, 03 Oktober 2008

Waspadalah....!!! (2 Tesalonika 2:1-12)

Pada tanggal 31 Agustus 2007, Seluruh harian di Indonesia memuat berita, sebuah gereja yang berpusat di Bandung mengimani, bahwa hari kiamat akan terjadi pada hari Senin, tanggal 10 November 2003, Jam 15.00.
(1) Alasan pemilihan tanggal tersebut adalah karena penglihatan dan nubuatan yang pertama-tama diberikan kepada gembala sidang, lalu konon katanya, akhirnya semua anggota jemaat gereja tersebut mendapatkan penglihatan dan nubuatan yang sama.
(2) Alasan mereka menentukan jam. 15.00, konon katanya itu bertepatan dengan saat Yesus menghembuskan nafas terakhir di atas kayu salib.
Benarkah pemahaman seperti itu? Untuk menjawab pertanyaan ini, saya ingin mengajak Anda melihat 1 Petrus 3:10a, “…hari Tuhan akan tiba seperti pencuri….
Pernyataan ini menegaskan bahwa tak seorangpun yang tahu kapan hari itu akan tiba. Hanya Tuhan yang tahu.
Karena itu, pada ay 2:2, Paulus menasihati jemaat Tesalonika, dan kita pada zaman ini, supaya kita tidak bingung dan gelisah apabila ada orang yang memberitakan kedatangan Tuhan. Karena berita itu, bisa dipastikan 100% pasti bohong.
Karena tak ada seorangpun di dunia ini yang tahu kapan Tuhan akan datang ke dunia.
Namun, meski Tuhan tidak menyatakan kapan pastinya Ia akan datang kembali, Tuhan memberikan tanda-tanda menjelang kedatanganNya kembali.
…Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa…” (ay 3b)
Dengan kata lain, Tuhan akan memisahkan antara “domba” dan “kambing” (bnd Matius 25:31-46). Memisahkan umatNya dari orang-orang durhaka. Orang durhaka? Siapa mereka?
· Orang-orang Ateis yang menyatakan diri sebagai Allah (ay 4)
· Orang-orang yang menyesatkan orang lain dengan berbagai-bagai perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu (ay 9-10)
· Orang-orang yang menolak Injil yang menyelamatkan hidup mereka, dan mempercayai kebohongan (ay 10-11)
· Orang-orang yang berlaku jahat di hadapan Tuhan (ay 12)
Tuhan menyatakan bahwa mereka akan menerima hukuman atas kedurhakaan mereka (ay 12).
Mengetahui hal ini, saya, secara pribadi, melihat tanda-tanda itu sudah terlihat jelas pada saat ini. Apa buktinya?
a. Berkembangnya paham Panteisme, yang menyatakan bahwa manusia adalah Allah. Salahnya satunya terlihat dengan terbitnynya buku “The Secret”, yang menjadi salah satu buku Bestseller saat ini.
b. Banyaknya praktek-praktek kesehatan yang menggunakan tenaga prana, serta fakta semakin banyaknya paranormal saat ini.
c. Banyak orang yang menolak Injil dan lebih memilih membuka telinganya bagi kebohongan.
Bukti: Ada orang-orang yang senang menonton acara gossip dan bergosip ria, daripada mempelajari dan membicarakan firman Tuhan.
d. Meningkatnya angka kejahatan. Bahkan, bukan hanya meningkat secara kuantitas, tetapi juga secara kualitas. Terbukti, jenis kejahatan yang terjadi semakin banyak dengan modus yang semakin canggih dan variatif.

Menyadari hal ini, apa yang harus kita lakukan? Ada 2 hal yang harus kita lakukan
a. Waspada, supaya kita tidak disesatkan (ay 3)
Melihat betapa maraknya kedurhakaan saat ini, seharusnya membuat kita semakin waspada, supaya kita tidak disesatkan oleh zaman.
Supaya kita tidak “tersesat”, maka, mau tidak mau, kita harus memahami, mempelajari dan berpegang teguh pada kebenaran (ay 15).
Karena itu, mempelajari firman Tuhan bukan lagi sebuah pilihan, tapi sebuah keharusan. Tujuannya, supaya kita tidak “buta” dan dengan mudah disesatkan oleh zaman ini.

b. Waspada, supaya hidup kita tidak tercemar oleh dosa (2 Petrus 3:14)
Menjaga kekudusan hidup, di tengah kedurhakaan bukanlah perkara yang mudah. Karena kedurhakaan terpampang dengan jelas di depan mata kita, dan menawarkan kenikmatan yang, seringkali, sulit kita tolak.
Tidak heran, kalau akhirnya, ada banyak orang-orang Kristen yang jatuh ke dalam dosa, dan hidupnya tidak berbeda dari orang-orang dunia.
Menyadari hal ini, kita dituntut untuk waspada dan senantiasa berusaha menjaga kekudusan hidup kita.
Supaya kelak, ketika Tuhan datang kembali, Ia tidak melihat kita sebagai orang-orang durhaka, tetapi sebagai umat yang dikasihiNya.
Namun, kalau ternyata kita telah jatuh ke dalam dosa. Biarlah firman Tuhan ini menyadarkan kita, membuat kita berbalik dari dosa, dan mendorong kita hidup dalam kekudusan.
Karena saat ini, Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita. Kalau kita tidak menggunakan kesempatan itu dengan baik, jangan salahkan Tuhan, kalau nanti Ia harus menghukum kita.
Google
WWW Blog ini