Kamis, 19 Februari 2009

Yudas Iskariot: Refleksi Seorang Murid Kristus

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, tapi tidak semua orang mau dan mampu memperbaikinya. Salah satunya adalah Yudas Iskariot. Tapi, sejahat apapun tokoh ini, bukan berarti tidak ada yang dapat kita pelajari dari sosok ini. Paling tidak ada satu hal yang bisa kita pelajari dari tokoh ini, yakni jangan pernah “menjual” Tuhan Yesus demi memuaskan hawa nafsu dan keinginan pribadi.
Yudas dikenal sebagai seorang koruptor, karena sering mengambil uang kas yang ia kelola (Yohanes 12:6). Catatan ini menunjukkan karakter Yudas yang serakah, yang rela mengorbankan kepentingan orang lain demi keuntungan pribadi.
Tidak heran, ketika ia melihat kesempatan untuk memperoleh uang banyak, ia tidak membuang kesempatan itu. Ia menjual Tuhan Yesus, Gurunya, demi 30 keping perak. Jumlah yang kecil, tapi mampu memuaskan hawa nafsu Yudas yang besar.
Tapi, jangan terlalu cepat menghakimi Yudas. Karena, sedikit banyak, sosok ini mencerminkan diri kita, yang demi memuaskan hawa nafsu dan keinginan pribadi, rela “menjual” Tuhan Yesus. Misalnya, karena mengejar materi, atau demi karir, tidak mau melayani Tuhan.
Pertanyaannya, sampai kapan kita akan hidup seperti ini? Sampai kapan kita akan hidup untuk diri kita sendiri? Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa semua kenikmatan duniawi hanya bersifat sementara, tapi berkat Tuhan bernilai kekal (2 Korintus 4:18). Karena itu, jangan “jual” Tuhan Yesus demi sesuatu yang fana. Sebaliknya, “bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal”(1 Timotius 6:12).

Tidak ada komentar:

Google
WWW Blog ini