Jumat, 25 Januari 2008

Temptation (Matius 4:1-11) - 3


“Jalan pintas”, sesuatu yang dicari oleh banyak orang, karena menjanjikan kemudahan dalam usaha menggapai tujuan. Tanpa menyadari bahwa jalan pintas menuntut pengorbanan yang tidak sedikit, termasuk pengorbanan iman. Tidak semua, tapi sebagian besar “jalan pintas”, menuntut sesuatu, dan, tidak jarang, kita harus berkompromi dengan dosa.
Salah satu contohnya dialami oleh Tuhan Yesus (Matius 4:8-10).

Pemahaman Alkitab
Filipi 2:5-8 menyatakan, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Bukan perkara yang mudah, hidup tak memiliki apapun setelah sekian lama memiliki segalanya. Tidak heran, kalau orang-orang seperti ini menjadi sasaran empuk dari Iblis, termasuk Tuhan Yesus.
Ayat 8 menyatakan bahwa Iblis membawa Tuhan Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi dan menunjukkan kepadaNya semua kerajaan dunia dan kemegahannya. Lalu Iblis pun menawarkan untuk memberikan segalanya, asalkan Tuhan Yesus mau menyembahnya.
Sebuah tawaran yang kelihatannya menggiurkan, namun melukiskan sosok Iblis yang sebenarnya, yakni sebagai pendusta. Dalam Lukas 4:6, ia berkata kepada Tuhan Yesus bahwa semua yang ada di dunia ini beserta dengan kemuliaannya adalah miliknya, dan ia berhak memberikannya kepada siapapun yang ia inginkan.
Padahal, kita semua tahu bahwa semua yang ada di dalam dunia adalah milik Tuhan, bukan Iblis. Tapi, itulah Iblis, demi memperoleh apa yang ia inginkan, cara apapun ia gunakan. Dan, tanpa kita sadari, kita telah terjebak dalam kesalahan yang sama. Demi memperoleh apa yang kita inginkan, cara apapun akan kita gunakan, dan berapa banyak pengorbanan yang dibutuhkan, akan kita berikan.
Namun, Tuhan tidak terjebak dalam tipu muslihat Iblis. Ia tahu ‘jalan’ yang akan Ia lalui sangat sulit, tapi itu tidak mendorongnya mengambil ‘jalan’ yang mudah. Karena Ia tahu, saat Ia memilih ‘jalan’ yang mudah, saat itulah Ia telah jauh dari Bapa.
Sebaliknya, apabila Ia mengambil ‘jalan’ yang sulit, Ia akan memperoleh segalanya. Selain hubunganNya dengan Bapa tetap terjaga, Ia akan dipimpin dan ditolong Bapa untuk menyelesaikan misiNya datang ke dalam dunia.
Karena itu, Tuhan Yesus menolak tawaran Iblis dan berkata, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (ayat 10)
Tuhan mampu menolak tawaran Iblis, bagaimana dengan kita?

Refleksi :

  1. Apakah, selama ini, kita sering menggunakan ‘jalan pintas’ untuk memperoleh apa yang kita inginkan?
  2. Apakah saat ‘jalan pintas’ itu menuntut pengorbanan iman, kita akan melakukannya?

Tidak ada komentar:

Google
WWW Blog ini