Rabu, 16 Januari 2008

Kemarahan (I) : Refleksi Seorang Pemimpin

Beberapa waktu yang lalu, seorang hamba Tuhan senior memberi sebuah nasihat yang sangat berharga. Beliau mengatakan bahwa saat kita berada dalam keadaan marah, sebaiknya kita tidak membuat keputusan apapun, karena tidak jarang keputusan itu sebuah keputusan yang salah.
Nasihat ini sangat tepat, terbukti banyak pemimpin yang salah dalam mengambil keputusan bukan karena mereka tidak pandai atau bijaksana, tetapi karena mereka membiarkan diri mereka dikuasai oleh kemarahan. Akibatnya, keputusan mereka bukan keputusan yang dibuat berdasarkan akal sehat, tetapi berdasarkan emosi sesaat. Firman Tuhan menegaskan hal ini, "Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan" (Amsal 14:29).
Bukti dampak negatif kemarahan terhadap pengambilan keputusan bisa kita lihat pada peristiwa Kain dan Habel (Kejadian 4:1-16). Ketika Kain melihat Tuhan tidak mengindahkan korbannya, ia marah kepada Habel dan memutuskan untuk membunuh Habel. Meskipun Tuhan telah mengingatkannya, tetapi kemarahan telah membutakan hati Kain. Sehingga terjadilah pembunuhan terhadap Habel.
Dari kisah ini, kita bisa menyimpulkan bahwa saat kita dikuasai oleh kemarahan, jangan sampai kita mengambil sebuah keputusan. Sebaliknya, mari kita miliki kesabaran, supaya keputusan-keputusan yang kita ambil tidak salah.

Tidak ada komentar:

Google
WWW Blog ini