Senin, 08 September 2008

Harapan

Pendahuluan
Apakah Anda memiliki harapan/ impian/cita-cita?
(1) Ada orang-orang yang berharap memiliki banyak uang. Supaya mereka dapat membeli atau melakukan semua yang mereka inginkan. Karena itu, mereka bekerja mati-matian untuk memperoleh uang sebanyak-banyaknya.
(2) Ada orang-orang yang berharap memperoleh pujian atau penghargaan dari orang lain. Karena itu, mereka berusaha untuk menorehkan banyak prestasi, atau berusaha untuk hidup saleh, supaya orang-orang ‘memandang’ mereka.
(3) Ada orang-orang yang berharap jadi orang terhormat, ke mana-mana dihormati oleh orang lain. Karena itu, mereka berusaha memperoleh kedudukan, seperti jadi presiden atau tokoh masyarakat lainnya, supaya orang-orang menghormati mereka.
(4) Dsb
Apapun harapan yang kita miliki, memiliki sebuah harapan/impian/cita-cita sangatlah penting.
Martin Luther, seorang Bapa Gereja, pernah berkata, “segala hal yang dilakukan di dunia dilakukan oleh harapan.”
Kenapa kita harus punya harapan/impian/cita-cita? Karena harapan (1) memberi arah/tujuan hidup, dan (2) memotivasi kita untuk hidup lebih baik.

Refleksi
Apa harapan/impian/cita-cita kita?

Bagaimana cara kita mewujudkan harapan-harapan kita? Ada beberapa hal yang harus kita lakukan supaya harapan-harapan kita terwujud.
1. Menyusun rencana
Harapan harus kita wujudkan dalam bentuk ‘rencana’. Apa yang akan kita lakukan untuk memperolehnya? Kita harus memiliki rencana yang ‘kongkrit’, supaya ‘jalan’ untuk mewujudkan harapan kita terlihat lebih jelas.

2. Berharap Hanya Kepada Tuhan
Yakobus mengingatkan kita supaya kita senantiasa melibatkan Tuhan dalam seluruh rencana kita (Yakobus 4:13-17).
Kenapa? Karena hanya Tuhan yang tahu dan mampu mengubah masa depan kita. Kita bisa berusaha untuk meraih yang terbaik, tapi hanya Tuhan yang bisa menjamin 100% kita akan meraih yang terbaik.
Pertanyaannya: ‘Sudahkah kita melibatkan Tuhan dalam seluruh rencana hidup kita?'
Pada umumnya, orang mengandalkan diri sendiri untuk mewujudkan semua harapannya.
Permasalahan: Apakah dengan mengandalkan diri sendiri (kepandaian, pengalaman, materi, prestasi, relasi, dsb), kita ‘pasti’ mampu mewujudkan semua harapan kita?
Nabi Yeremia memberi sebuha nasihat, “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” (Yeremia 17:7-8)

3. Bekerja keras untuk Memperolehnya (Jangan menggunakan jalan pintas)
Untuk meraih apa yang kita inginkan, biasanya ada 2 jalan yang ditawarkan, yakni (1) jalan yang mudah dan (2) jalan yang sulit.
Kalau kita memilih jalan yang mudah, harapan kita akan lebih cepat terwujud tanpa harus bekerja keras. Namun, (biasanya) hasilnya tidak akan bertahan lama, dan akan cepat hilang.
Kalau kita memilih jalan yang sulit, harapan kita akan lebih sulit terwujud karena kita dituntut untuk bekerja keras. Namun, hasil yang kita peroleh tidak akan cepat hilang.
Jalan mana yang akan kita pilih? Rasul Paulus pernah memberi nasihat, “Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.”

4. Belajar dari Kegagalan, Meraih Keberhasilan
Ketika berusaha, semua orang akan menghadapi kegagalan. Namun, tidak semua orang mampu bangkit kembali dari kegagalan yang ia hadapi.
Kata orang bijak, “Kegagalan adalah sukses yang tertunda.” Karena itu:
a. Jangan berkecil hati saat kita mengalami kegagalan. Karena bukan hanya kita yang menghadapi kegagalan, tapi semua orang juga bisa mengalami kegagalan.

b. Bangkitlah dari keputusasaan. Karena tak ada seorangpun yang diciptakan untuk menjadi orang gagal. Semua orang diciptakan untuk meraih kesuksesan.

c. Belajarlah dari kegagalan supaya kita meraih keberhasilan yang kita impikan. Ingatlah pada pepatah yang berkata, “Keledai saja tidak akan jatuh dua kali ke dalam lubang sama.

Tidak ada komentar:

Google
WWW Blog ini